Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, mengungkapkan bahwa literasi keuangan di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), indeks literasi keuangan di Bengkulu hanya mencapai 30,39%, jauh di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 49,68%.
Indeks literasi keuangan kita di Bengkulu masih jauh di bawah rata-rata nasional. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan di bengkulu ini,” ujar Ayu Laksmi, dalam kegiatan media update pemaparan industri jasa keuangan di Provinsi Bengkulu Triwulan II Tahun 2024. 15/8
Hal ini menunjukan Indeks literasi keuangan kita di Bengkulu masih jauh di bawah rata-rata nasional. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan di bengkulu ini,” ujar Ayu Laksmi, dalam kegiatan media update pemaparan industri jasa keuangan di Provinsi Bengkulu Triwulan II Tahun 2024.
OJK Bengkulu akan terus mendorong Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk lebih aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Ayu Laksmi menekankan bahwa kolaborasi antara TPAKD dan industri jasa keuangan sangat penting agar masyarakat dapat lebih memahami berbagai produk keuangan yang ada, sehingga mereka tidak terjebak dalam praktik-praktik yang merugikan seperti pinjaman online (Pinjol) ilegal dan judi online.
Masih menurut Kepala OJK Bengkulu,Ayu Laksmi, rendahnya literasi keuangan membuat masyarakat rentan terhadap berbagai penipuan, termasuk penawaran pinjaman online dengan bunga yang sangat tinggi atau ketentuan yang tidak transparan.